Tumblr

Basa-basi Ketuhanan

Segalanya bukan semata iman dan taqwa, bukan pula sekadar basa-basi ketuhanan. Saya seorang muslim, tapi bukan santri yang lahir dari rahim bu Nyai, atau rutin belajar ngaji di sebuah langgar milik pak Kyai. Soal agama saya tak begitu lihai, apalagi kajian kitab yang konon kata orang, limpahan tuntunan hidup ada di dalamnya.

Saya tidak akan mendebat siapa Tuhan. Saya juga tidak pernah bermasalah dengan definisi atau konsep tentangNya. Saat ini saya hidup bersama ratusan juta umatNya, sehingga segala hal yang melibatkan diri saya adalah mereka, bukan Tuhan mereka. Dinamika hidup ini milik kita, atas rekomendasi Tuhan. Jadi, Tuhan bukanlah algojo yang akan memberikan hukuman pada setiap dosa yang kita lakukan. Anggaplah Tuhan sebagai penebar kasih sayang pada setiap laku kebaikan yang kita lakukan untuk kebermanfaatan semesta. Jika demikian, tak perlu kita mencari-cari kesalahan orang lain untuk beradu kebenaran atas nama Tuhan.

Tuhan bukan sebuah simbol yang eksklusif, yang setiap orang akan berteriak atas perintahNya untuk menghakimi sekelompok kaum lainnya. Tuhan bukan kambing hitam yang seenaknya digunakan untuk melakukan kekerasan atas nama agama, pun yang merusak keharmonisan hidup manusia. Dan pastinya, tak perlu berbalut atribut hanya untuk mencapai pengakuan dan tampak bertuhan.

Hidup sudah terlalu banyak tipuan, tak usah ditambah dengan basa-basi ketuhanan. Cukuplah bergerak dan berbenah dengan ketulusan, karena sepertinya satu-satunya cara untuk mengabadikan kebaikan adalah dengan melupakannya. Cukuplah Tuhan yang mengerti kebaikan kita, meski pujian tetangga kadang lebih memantapkan hati kita. Semoga kita tetap berjabat erat, tanpa melihat jilbab, salib, pura, atau vihara!
TABIK…..